Saturday, October 11, 2014

‘Kaki Gajah’ yang Menakutkan





Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi cacing nematoda parasit famili filaroidea. Penyakit ini ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk. Infeksi filariasis bersifat kronis (menahun). Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang kuat, akan menyebabkan cacat menetap berupa pembesaran lengan, kaki, dan alat kelamin.





665754




Akibatnya, produktivitas penderita akan menurun, bahkan menyebabkan ketergantungan kepada orang lain dan menjadi beban keluarga dan masyarakat.

Penyakit filariasis tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Siapa saja yang tinggal di daerah endemis filariasis berisiko terserang penyakit ini. Manusia dan nyamuk merupakan bagian dari siklus hidup cacing filaria. Larva cacing filaria yang terkandung dalam tubuh nyamuk ditularkan ke manusia melalui gigitan.

Kemudian larva akan terbawa melalui aliran darah sampai ke pembuluh limfa. Dipembuluh limfa, larva akan bersarang dan berkembang menjadi cacing dewasa, hingga menelurkan mikrofilaria dalam jumlah yang sangat banyak. Dan kembali terbawa aliran darah ke seluruh tubuh.

Perkembangan cacing filaria ini mengganggu fungsi dari sistem limfatika atau sistem getah bening. Cairan yang dihasilkan dari jaringan tidak dapat diedarkan ke pembuluh darah dan menumpuk di bagian tubuh yang terinfeksi, sehingga menimbulkan pembengkakan. Pembengkakan ini sering terjadi di kaki.

Oleh karena itulah, penyakit ini dikenal dengan penyakit kaki gajah. Selain menimbulkan pembengkakan, penurunan fungsi sistem limfatika juga menyebabkan menurunnya imunitas tubuh. Tubuh menjadi lebih sulit melawan berbagai infeksi bakteri, terutama di kulit. Kondisi ini akan menyebabkan kulit menjadi lebih keras dan tebal.

Meskipun penyakit ini menyerang pembuluh limfa, sebagian besar orang yang terinfeksi tidak merasakan gejala awal. Sehingga penderita tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi sampai terjadi pembengkakan pembuluh limfa.

Gejala klinis filariasis akut dapat berupa:

  • Demam berulang 3 -5 hari, demam dapat hilang dan muncul kembali setelah bekerja berat

  • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di lipatan paha

  • Radang saluran kelenjar getah bening, terasa panas dan sakit dari pangkal kaki atau tangan ke ujung

  • Filarial abses, yaitu luka karena pembengkakan yang pecah dan dapat mengeluarkan nanah dan darah



Penularan penyakit ini tergantung pada kondisi kekebalan tubuh, berapa kali gigitan nyamuk, serta berapa lama nyamuk yang mengandung cacing filaria hidup. Kekebalan tubuh tinggi sangat membantu cacing filaria mati dalam tubuh.

Pasien yang telah terinfeksi, dapat diobati dengan Diethylcarbamazine (DEC). DEC dapat membunuh larva, microfilaria, dan beberapa cacing dewasa. Meskipun cukup efektif, DEC dapat menimbulkan beberapa efek samping. Efek samping yang muncul dapat berupa pusing, mual, demam, sakit kepala, dan sakit otot dan persendian.

Oleh sebab itu pengobatan filariasis biasanya dikombinasikan dengan albendazol dan paracetamol. Besarnya efek samping yang muncul tergantung dari jumlah mikrofilaria yang ada dalam darah. Pengobatan ini perlu pengawasan dari dokter, karena orang dengan riwayat penyakit tertentu mungkin tidak dapat mentoleransi DEC dan albendazol. Pasien dengan gejala pembengkakan limfa membutuhkan pengobatan dan perawatan khusus.

Untuk mencegah pembengkakan yang lebih buruk lagi, pasien dianjurkan berkonsultasi dengan dokter untuk cara terapi dan beberapa prinsip dasar perawatan luka dan kebersihan. Cara terbaik untuk mencegah filariasis adalah dengan menghindari gigitan nyamuk, apalagi jika tinggal di daerah endemis filariasis.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk antara lain:

  • Menggunakan kelambu saat tidur

  • Memakai celana dan baju lengan panjang

  • Memakai lotion anti nyamuk pada kulit





Pendekatan lain yang digunakan untuk mencegah menyebarnya penularan adalah dengan pengobatan massal. WHO telah menetapkan kesepakatan global untuk mengeliminasi filariasis (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as Public Health Problem by The Year 2020).

Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal DEC dan Albendazol setahun sekali selama lima tahun di daerah endemis, dan perawatan kasus klinis akut dan kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitaan.

Selain itu, meningkatkan sistem kekebalan tubuh juga merupakan salah satu upaya pencegahan yaitu dengan pola hidup yang sehat seperti makan makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, olahraga, hindari stress serta mengkonsumsi suplemen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Sumber: www(dot)galeniumestore(dot)co(dot)id

sumber | tkpgila.blogspot.com

Postingan menarik lainnya

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

0 comments:

Post a Comment